Selasa, 29 November 2011

PO A C E


Tugas Dasar-Dasar AKK
FUNGSI MANAJEMEN








 

Disusun Oleh:

Nama                         : Dahyar Masuku               
Stambuk                   : K11111641
Kelas                         : E      



Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Makassar
2011













BAB.  I
PERENCANAAN

A.          PENGERTIAN

Perencanaan merupakan suatu hasil rangkaian kerja untuk merumuskan sesuatu yang didasari oleh suatu pola tindakan yang definitif, menurut pertimbangan yang sistematis, akan membawa keuntungan tetapi dengan anggapan bahwa akan ada tindakan selanjutnya yang juga merupakan rangkaian kegiatan yang sistematis lainnya (Djoko Soejarto).

Perencanaan merupakan suatu aktivitas universal manusia, suatu keahlian dasar dalam kehidupan yang berkaitan dengan pertimbangan suatu hasil sebelum diadakan pemilihan di antara berbagai alternatif yang ada (Catanese).

Perencanaan adalah transfer pengetahuan ke tindakan dalam wadah umum untuk mengelola lingkungan sosial maupun fisik (John Friedman)

Perencanaan adalah suatu proses pemikiran dan tindakan manusia berdasarkan pemikiran tersebut dalam kenyataannya, pemikiran ke masa depan yang merupakan suatu kegiatan manusia yang sangat umum. (George Chadwick)

George R. Terry perencanaan adalah: “planning is the selecting and relating of fact and the making and using of assumption regarding the future in the visualization and formulating of proposed activities believed necessary to achieve desired result”.
Dalam Manajemen terdapat lima prinsip manajemen yang terkait erat di dalamnya dan banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi pengarahan (Actuating) fungsi penggerak atau pelaksanaan. Fungsi mengontrol jalannya kegiatan (controlling). dan fungsi Evaluasi juga merupakan salah satu sarana “controling” ketika kegiatan berlangsung (evaluating).
Proses manajemen yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan. Jadi perencanaan sebagai awal kita melakukan proses manajemen sebelum kita melakukan pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan.
Perencanaan dapat dilihat sebagai kemampuan untuk mengendalikan konsekuensi masa depan dari suatu tindakan-tindakan yang dilakukan saat ini. Semakin banyak konsekuensi yang dapat dikendalikan, semakin besar konsekuensi perencanaan. Maksud perencanaan adalah untuk membuat masa depan yang berbeda dari  yang akan terjadi jika tanpa perencanaan itu (Aaron Wildavky)



Dalam pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara lain:
a.             Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan keterangan kongkret.
b.            Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
c.             Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa:planning may be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish these objective.Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “ Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”

B.           FUNGSI PERENCANAAN
Robbins dan Coulter menjelaskan fungsi dari perencanaan sebagai berikut:
1.            Perencanaan sebagai Pengarah
Perencanaan merupakan upaya untuk meraih atau mendapatkan sesuatu secara lebih terkoordinasi. Dalam hal ini perencanaan adalah sebagai pengarah atau guide dalam usaha untuk mencapai tujuan secara lebih terkoordinasi dan terarah.
2.            Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
Pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang tidak mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi membawa ketidakpastian bagi organisasi. Kadang perubahan tersebut sesuai dengan apa yang kita inginkan akan tetapi tidak jarang perubahan tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ketidak pastian inilah yang harus diminimalisasikan, dengan adanya perencanaan, ketidak pastian yang akan terjadi di kemudian hari diantisipasi sebelumnya.
3.            Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya.
Setiap organisasi pasti membutuhkan sumber daya, dengan adanya perencanaan, sebuah organisasi di awal sudah melakukan perencanaan mengenai penggunaan sumber daya sehingga diharapkan tidak terjadi pemborosan dalam hal penggunaan sumber daya yang ada sehingga organisasi tersebut bisa meningkatkan tingkat efisiensinya.
4.            Perencanaan sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas.
Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas yang harus dicapai oleh organisasi dan diawasi pelaksanaannya dalam fungsi pengawasan manajemen. Dalam perencanaan, perusahaan menentukan tujuan dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan, perusahaan berusaha membandingkan antara tujuan yang telah ditetapkan dengan realita di lapangan, dan mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga bisa mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

C.           PERSYARATAN / BATASAN PERENCANAAN
Menurut Newman perencanaan (planning) is deciding in advance what is to be done. Sedangkan menurut A.Allen planning is the determination of a course of action to achieve a desired result. Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa ( what ) siapa ( Who ) kapan (When) dimana ( When ) mengapa ( why ) dan bagaimana ( How ) jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan.

Suatu perencanaan yang baik tentunya harus dirumuskan. Perencanaan yang baik paling tidak memiliki berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu faktual atau realistis, logis dan rasional, fleksibel, komitmen, dan komprehensif.
1.            Faktual atau realistis. Artinya bahwa perencanaan yang akan ditetapkan oleh organisasi harus sesuai dengan fakta dan kondisi tertentu yang akan di hadapi oleh organisasi.
2.             Logis dan rasional. Artinya bahwa perencanaan yang akan dirumuskan dapat diterima oleh akal (logis) dan rasional sehingga dapat di dilaksanakan.
3.            Fleksibel. Artinya bahwa perencanaan yang baik bersifat fleksibel dan tidak kaku. Perencanaan tersebut harus bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dimasa mendatang.
4.            Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk dapat bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi.
5.            Komprehensif. Artinya bahwa perencanaan yang baik harus menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung maupun tidak langsung terhadap organisasi. Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan satu bagian saja, akan tetapi juga mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain dalam organisasi tersebut.


D.          UNSUR DAN JENIS PERENCANAAN

I.             UNSUR PERENCANAAN
-              Tindakan apa yang harus dikerjakan
-              Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
-              Dimana tindakan tersebut dilakukan
-              Kapan tindakan tersebut dilakukan
-              Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
-              Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.






II.          JENIS PERENCANAAN

Perencanaan mencakup banyak variasi antara lain:

-                Misi atau Maksud (Mission atau Purpose)
-                Tujuan
-                Strategi
-                Kebijakan
-                Prosedur
-                Aturan
-                Program
-                Anggaran

E.           PROSES PEMBUATAN RENCANA

Proses perencanaan dimulai dengan mempelajari lingkungan eksternal organisasi, kemudian dilanjutkan dengan misi, turun lagi ke tujuan organisasi. Tujuan organisasi merupakan kunci efektivitas organisasi.
Tujuan mempunyai beberapa fungsi:
-              Tujuan memberikan dan menyatukan arah kemana organisasi harus bergerak.
-              Tujuan dan proses penetapan tujuan akan mempengaruhi perencanaan.
-              Tujuan dapat berfungsi sebagai alat motivasi karyawan.
Berdasarkan tujuan organisasi, perencanaan dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis perencanaan, yaitu:
1.            Perencanaan Strategis
2.            Perencanaan Taktis
3.            Perencanaan Operasional. Ada 2 jenis rencana operasional:
-             Rencana Tunggal (sekali pakai)
-             Rencana Standing
4.            Perencanaan Situasional












BAB.  II
ORGANISASI


A.          PENGERTIAN ORGANISASI
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

B.           PERAN ORGANISASI
Jadi secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Berdasarkan arti dari organisasi yang diungkapkan oleh beberapa orang diatas, peran organisasi dalam sebuah perusahaan sangatlah penting, karena perusahaan didirikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan aktifitas, kerja sama, dan tentu saja orang yang melakukan aktifitas tersebut atau sumber daya manusia yang ketiga unsur ini terdapat dalam sebuah organisasi. Kesimpulanya, suatu perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu membutuhkan organisasi didalamnya agar bias tercapai tujuan tersebut.
C.          PENGERTIAN STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur  spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.

D.     CIRI-CIRI TEKNIS ORGANISASI TIDAK BAIK 
-              Pengambilan keputusan seringkali terlambat ataupun seringkali kurang baik.
-              Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
-              Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan.
1.      Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
a.             Strategi organisasi pencapaian tujuan.
b.            Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk struktur organisasi.
c.             Kemampuan dan cara berfikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
d.            Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
2.      Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
a.             Spesialisasi kegiatan
b.            Koordinasi kegiatan
c.             Standarisasi kegiatan
d.            Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
e.             Ukuran satuan kerja


D.          BENTUK-BENTUK ORGANISASI
Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama.
1.      Bagan ini menggambarkan lima aspek utama struktur organisasi, yaitu :
a.             Pembagian kerja
b.            Rantai perintah
c.             Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
d.            Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
e.             Tingkatan manajemen
2.      Ada 4 bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges, yaitu :
a.             Bentuk Piramidal, merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, sederhana, jelas, dan mudah dimengerti.
b.            Bentuk Vertikal, hampir sama dengan bentuk piramidal dalam pelimpahan kekuasaan.
c.             Bentuk Horizontal, aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
d.            Bentuk Melingkar, menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lainnya.

3.      Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasi masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.

E.           PERAN METODE ORGANISASI
Setelah mengetahui arti dari Metode itu sendiri, kita bisa langsung menyimpulkan bahwa selain peran organisasi, metode tidak kalah penting perannya didalam sebuah perusahaan. Dengan adanya metode dalam sebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut akan lebih mudah dan teratur dalam mencapai tujuan, visi dan misi yang telah ditetapkan. Namun menurut saya, ada beberapa faktor yang mendukung untuk berjalannya suatu metode yang digunakan dalam sebuah perusahaan atau organisasi, antara lain : organisasi yang baik dan pemimpin organisasi yang tentunya juga harus baik dalam memimpin, sumber daya manusia yang berkualitas untuk melakukan kerja sama agar tercapai suatu tujuan, teori organisasi yang dipakai harus sesuai dengan jenis atau bentuk organisasi yang dibentuk di dalam perusahaan tersebut. Dengan demikian perusahaan tersebut akan lebih mudah dalam mencapai tujuanya serta akan lebih terstruktur dan rapih karena memiliki metode dalam organisasi nya. 












BAB.  III
ACTUATING

A.                PENGERTIAN

Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk.Langkah tersebut adalah actuating yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen melalui bagan dibawah ini :








 








B.                 TUJUAN

Tujuan fungsi aktuating ( penggerakan ) adalah :
1.                   Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
2.                   Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3.                   Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4.                   Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
5.                   Membuat organisasi berkembang lebih dinamis



C.                FUNGSI PENGGERAKAN


Fungsi aktuasi haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif.
Ada  4 jenis utama fungsi penggerakan :
1.                 Koordinasi kegiatan
Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manajemen harus memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan tepat pada waktunya. Untuk mengkoordinasi pekerjaan tim kesehatan, pekerja kesehatan yang bertugas harus :
-        Mengkoordinasikan fungsi para aggota tim kesehatan
-        Mengkoordinasikan kegiatan
-        Menyampaikan keputusan
2.                 Penempatan orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi
3.                 Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukn meliputi :
-        Pemantauan dan pengawasan
-        Logistik ( perolehan, penyaluran, penyimpanan, pengiriman, penyebaran dan pengembalian barang )
-        Akuntasi
-        Organisasi
4.                 Keputusan yang berkenaan dengan informasi yang diperlukan
Berkaitan dengan pembuatan keputusan secara umum dan khusus dengan koordinasi kegiatan, manajemen tenaga kerja dan sumber daya selama penerapan.





D.                FAKTOR - FAKTOR PENGHAMBAT FUNGSI PENGGERAKAN

Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.

E.                 FAKTOR – FAKTOR PENDUKUNG FUNGSI PENGGERAKAN

Hal – hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan
1.                 Manajer harus bekerja lebih produktif
2.                 Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi
3.                 Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungan
4.                 Manajer harus bersikap obyektif

F.                 FUNSI ACTUATING DI RUMAH SAKIT

Organisasi RS adalah organisasi yang sangat komplek, kompleksitas tersebut dipengaruhi oleh
1.                 Sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada konsumen penerima jasa pelayanan. Hasil perawatan pasien sebagai customer RS ada tiga kemungkinan yaitu : sembuh sempurna, sembuh dengan kecacatan, dan mati. Apapun kemungkinan hasilnya, kualitas pasien harus diarahkan untuk kepuasan pasien dan keluarga.
2.                 Pelaksanaan fungsi actuating cukup komplek karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari berbagai profesi.

Kompleksitas ketenagaan dan jenis profesi yang dimiliki RS, menuntut dikembangkannya kepemimpinan partisipatif oleh pihak pimpinan RS. Model kepemimpinan manajerial seperti ini juga merupakan faktor penentu  berkembangnya mutu pelayanan RS karena pekerjaan di RS hampir semuanya saling terkait satu sama lain. Sehubungan dengan kompleksitas sistem ketenagaan dan misi yang harus diemban RS, penerapan fungsi actuating pada manajemen RS sangat tergntung dari beberapa faktor yaitu kepemimpinan direktur RS, koordinasi yang dikembangkan oleh masing - masing wadir, komitmen dan profesionalisme tenaga kesehatan yang tersedia di RS dan pemahaman konsumen RS akan jasa layanan yang tersedia di RS. Demikian pula kepemimpinan, komunikasi dan koordinasi merupakan faktor penting di dalam pengembangan fungsi actuating tetapi disisi lain dibutuhkan juga peningkatan keterampilan manajerial.

G.                FUNGSI ACTUATING DI PUSKESMAS

Agar perawatan kesehatan masyarakat dapat berjalan secara berhasil guna dan berdaya guna, maka dilakukan lokakarya mini puskesmas pada tingkat puskesmas atau di masyarakat yang mencakup :
1.                 Menetapkan pembagian wilayah binaan
2.                 Menetapkan penanggung jawab dan pelaksana kegiatan
3.                 Menetapkan uraian tugas koordinator dan pelaksana puskesmas
4.                 Koordinasi lintas program dan lintas sektoral dari instansi terkait
5.                 Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas puskesmas
6.                 Menggerakkan partisipasi masyarakat/peran serta masyarakat dan pembinaan kader, daa wisma, dukun bayi,dll
7.                 Menyediakan kesempatan konsultasi kepada koordinator, penanggung jawab daerah binaan atau pelaksana puskesmas
8.                 Pimpinan puskesmas melaksanakan bimbingan teknis kegiatan puskesmas kepada koordinator dan penanggung jawab daerah binaan termasuk pelaksanaan puskesmas. Penerapan proses keperawatan dapat meminta bantuan tim penilaian atau kepada institusi pendidikan
9.                 Pengembangan kegiatan - kegiatan inovatif sesuai kemampuan daerah/masyarakat









BAB.  IV
CONTROLING

A.                      PENGERTIAN

Controlling di dalam bahasa Indonesia dapat ditafsirkan sebagai pengawasan atau pengendalian sehingga dalam bahasa Inggris pengertian pengawasan dan pengendalian tetap dipergunakan dengan Istilah controlling. Controlling baik yang dalam pengertian pengawasan atau pengendalian oleh sebagian besar masyarakat sering ditafsirkan sebagai usaha dari manajer atau lembaga pengawasan sebagai kegiatan untuk mencari
Tugas utama pemimpin jika sudah pada tahap ini adalah mengontrol jalannya kegiatan. jika ada masalah akibat hambatan yang belum terduga sebelumnya, seorang pemimpin harus mampu mengatasinya. Pada tahap ini diperlukan pemimpin yang mampu mengambil keputusan dengan tepat dan cepat. Tugas pemimpin dalam tahap ini memang cenderung lebih ringan daripada panitia pelaksana yang banyak bekerja. Tetapi tanggung jawab terbesar tetap berada di pundak pemimpin.
Dalam kepanitiaan, bila diperlukan bisa dibentuk seksi khusus yang membantu pemimpin kegiatan untuk melakukan tugas ini.
Hal-hal yang perlu dikontrol dalam program perencanaan kesehatan misalnya:
1.                  Tenaga Kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Pengelolaan upaya kesehatan  dan pembinaan bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual. Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotifasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas sektoral, mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinan dan teladan hidup sehat.
2.                  Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pembinaan dan pemberdayaan mayarkat yang sangat penting adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri dengan memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka.
3.                  Kesehatan dan Komitmen Politik.
Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu untuk memecahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen politik. Dewasa ini masih terasa adanya anggapan bahwa unsur kesehatan penduduk tidak banyak berperan terhadap pembangunan social ekonomi. Para penentu kebijakan banyak beranggapan sector kesehatan lebih merupakan sector konsumtif ketimbang sektor produktif sebagai penyedia sumber daya manusia yang berkualitas.
AB.  V
EVALUATING

A.             PENGERTIAN

Evaluasi program adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk melihat lebih dekat dan seksama sebuah program.  Hal ini melibatkan metode penelitian dan sifatnya lebih detail.  Tujuan evaluasi ini adalah untuk melihat seberapa banyak perubahan yang dapat dilakukan program tersebut terhadap outcomes kesehatan secara luas, seperti prevalensi penggunaan alat kontrasepsi atau ratio kematian ibu dan bayi.  Kegiatan evaluasi biasanya meliputi pengukuran pada saat awal program dan akhir program dan jika memungkinkan mengontrol atau membandingkan antara kelompok yang satu dengan yang lain untuk membantu melihat seberapa besar perubahan dalam pencapaian outcomes sebagai hasil akhir dari kegiatan-kegiatan program kesehatan tersebut.  Namun, tidak termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi lainnya dari luar program tersebut.
Mendesain sebuah evaluasi yang baik membutuhkan spesialisasi keterampilan teknis yang mungkin saja tidak dimiliki oleh program-program kesehatan.  Jika dimungkinkan, seorang ahli evaluasi dapat membantu program tersebut.  Berbeda dengan monitoring sebuah program yang dapat dilakukan oleh manager program. Evaluasi yang dapat dilakukan dalam hal ini ialah sebagai berikut:
Mengungkapkan rentangan isu yang luas dengan cara melakukan survey berbagai kelompok yang terlibat dalam satu program untuk menentukan kepercayaan itu sebagai isu yang relevan.
  1. Mengurangi jumlah isu yang dapat diukur.
  2. Membentuk dua tim evaluasi yang berlawanan dan memberikan kepada mereka kesempatan untuk berargumen.
  3. Melakukan sebuah dengar pendapat yang formal. Tim evaluasi ini kemudian mengemukakan argument-argumen dan bukti sebelum mengambil keputusan.
Jika seuruh kegiatan telah selesai, langkah inilah yang dilakukan. Maksudnya untuk mengumpulkan dan meng-”arsip” setiap permasalahan atau kekurangan yang terjadi.Evaluasi menimal dilakukan sekali di akhir kegiatan. Namun, perlu juga dilakukan evaluasi dipertengahan pelaksanaan kegiatan, tanpa mengganggu jalannya kegiatan.Evaluasi juga merupakan salah satu sarana “controling” ketika kegiatan berlangsung.
Jika setiap tahap POACE di atas dilaksanakan dengan baik, maka tercapainya tujuan akan lebih pasti. Pemimpin tentu saja tidak pernah meninggalkan satu tahappun. Dan memang setiap tahap dari Planning hingga Evaluating menjadi tanggung jawab utama pemimpin.